ilustrasi: shutterstock

5 Gejala Covid-19 yang Butuh Waktu Penyembuhan Lebih Lama, Fisik dan Mental

Gejala Covid-19 yang tidak menyenangkan dan kadang bisa bertahan lama di tubuh. Dari otak ke jantung, SARS-COV-2 dapat memanifestasikan sejumlah gejala pada tubuh, yang membutuhkan waktu lama untuk pulih, atau dalam kasus, meninggalkan komplikasi yang mengubah hidup.

Sekarang, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal medis, The Lancet, ada alasan lain untuk khawatir. Melansir laman Times of India, ada 5 gejala COVID panjang, yang paling sulit ditangani pasien. Para ilmuwan juga menunjukkan bahwa sebagian besar gejala ini mulai muncul pada minggu-minggu pertama pemulihan, yang merupakan tanda utama bahwa seseorang mungkin memerlukan perawatan pasca Covid-19.

Ini adalah gejala yang perlu diperhatikan oleh semua pasien Covid-19

1. Kelelahan kronis

Lelah dan lesu yang sering terlihat dengan penyakit virus cukup sering terlihat pada kasus Covid-19. Namun, tingkat keparahan dan durasi kelelahan Anda dapat menentukan risiko Covid-19 jangka panjang. Menurut studi Lancet, hampir 63 persen pasien melaporkan menderita kelelahan, kelemahan, nyeri otot selama hampir enam bulan setelah gejala pertama mulai muncul.

Kelelahan, yang dapat disebabkan oleh berbagai gejala – termasuk demam tinggi, infeksi saluran cerna, dan stres akibat infeksi itu sendiri juga dapat mempersulit seseorang untuk kembali normal.

2. Kelemahan otot dan peradangan

Mialgia atau nyeri otot juga dilaporkan sebagai gejala pasca Covid-19 yang meresahkan. Faktanya, ini juga merupakan salah satu gejala yang bahkan dapat dialami oleh pasien sehat atau orang yang tidak memiliki tanda-tanda infeksi parah.

Mialgia, yang terjadi ketika virus mulai menyerang jaringan sehat yang ada di seluruh tubuh dan menyebabkan peradangan juga dapat menyebabkan nyeri, nyeri dan kelemahan yang melemahkan. Ini juga alasan mengapa sakit punggung dan nyeri sendi yang terkait dengan Covid-19 dianggap sangat serius.

3. Insomnia dan kesulitan tidur

Pemulihan dari Covid-19 bisa jadi sulit. Melakukan tugas yang paling sederhana sekalipun bisa jadi sulit. Selain itu, ketika yang dibutuhkan tubuh hanyalah istirahat, tidur yang cukup juga bisa menjadi tugas. Ini adalah gejala lain yang sulit dihadapi oleh pasien pasca Covid-19. Peneliti merasa bahwa insomnia-kesulitan tidur bisa menghambat pemulihan. Masalah tidur juga bisa disebabkan oleh fisik, penyakit yang menyakitkan, dan penyakit mental.

4. Depresi

Wanita yang telah pulih dari Covid-19 cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental daripada pria, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Italia pada Juli 2020.

Pengidap long haulers Covid-19 juga dapat menderita masalah yang sulit seperti depresi, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), penurunan kognitif, kehilangan memori, dan gangguan mood, yang sulit dipastikan tanpa sepengetahuan. Sementara klinik perawatan pasca Covid-19 sekarang melihat pola orang yang datang dengan masalah ini, banyak yang menegaskan bahwa setiap pasien diskrining untuk penyakit dan masalah selama tahap pemulihan.

5. Kecemasan dan palpitasi

Setidaknya 15% pasien melaporkan perasaan cemas dan depresi setelah timbulnya gejala Covid-19, menurut studi Lancet. Sementara banyak ahli telah lama mengatakan bahwa penguncian dan isolasi sosial yang diberlakukan dapat memicu kecemasan bahkan bagi mereka yang tidak memiliki Covid-19, prognosisnya bisa jauh lebih buruk bagi mereka yang telah pulih dari Covid-19. Ketakutan sakit, ketidakmampuan melakukan tugas-tugas normal, penyakit fisik dapat menguras kesehatan mental pasien. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mencari dukungan, bantuan, dan memberi tubuh waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dengan benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*